Sepatu Kelas Dunia Made Indonesia
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Begitulah hidup yang dilakoni Hendrik Sasmito, pria kelahiran Jakarta, 10 November 1962. Kedua orang tuanya, Lucas dan Linda Sasmita, dulu adalah pedagang besar sandal merek Lily. Kini, setelah banting tulang mengembangkan bisnis keluarga, Hendrik boleh dibilang salah satu pengusaha alas kaki (khususnya sepatu) kelas dunia.
Momen penting dalam sejarah bisnis keluarga Sasmita datang ketika prinsipalnya di Jepang bangkrut pada 1968. Melihatnya sebagai peluang, keluarga Sasmita pun membeli mesin-mesin dan perangkat produksi perusahaan itu dan memboyongnya ke Indonesia. Begitulah, sandal Lily yang amat ngetop di tahun 1970-an, tak lagi diimpor dari Negeri Sakura, tapi diproduksi langsung di daerah Mauk, Tangerang, di bawah bendera PT Panasea. Namun, guna mengamankan kebutuhan bahan bakunya, Keluarga Sasmita mendirikan PT Panarub Chemical (PC) yang memproduksi karet sandal. PC kemudian berkembang menjadi PT Panarub Industry Co. Ltd. (PI), salah satu produsen sepatu yang paling diperhitungkan di Tanah air dengan mereknya yang cukup beken, Specs.
Menurut Hendrik, yang kini Komisaris Panasea, sandal Lily sejak awal membidik kelompok umur 40 tahun ke atas. Pasarnya sudah lama terbentuk, dan konsumennya tergolong fanatik. Itu sebabnya, sandal ini tetap diproduksi sampai sekarang. Namun, dia mengakui, ekuitas mereknya tak sekuat dulu lagi, kalah populer dari merek-merek baru yang jorjoran beriklan. Volume produksi dan omsetnya jauh berkurang. Sayang, Hendrik tak bersedia menyebut angkanya. “Sekarang saya lagi cari orang yang bisa mengembangkan Lily, karena saya sendiri akan fokus di sepatu olah raga,” ujar ayah dari empat anak ini. “Mengembangkan Lily memang tak mudah, karena itu saya butuh anak muda yang berani melakukan gebrakan untuk memperbesar pasar Lily,” sambungnya, cepat.